Friday, May 22, 2015

NORMALISASI DATABASE



A.  Pengertian Normalisasi
Menurut Janner Simarmata & Iman Peryudi (2005) ”Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai pemandu dalam merancang basisdata relasional”.
Menurut Janner Simarmata & Iman Peryudi (2005) “Normalisasi adalah bagian perancang basisdata”. Tanpa normalisasi, sistem basisdata menjadi tidak akurat, lambat, tidak efisien, serta tidak memberikan data yang diharapkan (www.microsoft-accessolutions.co.uk).
Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam logical design sebuah basis data yang mengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redudansi).
Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan.

B.  Tujuan Normalisasi
Pada waktu menormalisasi basisdata, ada empat tujuan yang harus dicapai, yaitu :
1.    Mengatur data dalam kelompok-kelompok sehingga masing-masing kelompok hanya menangani bagian kecil sistem.
2.    Meminimalkan jumlah data yang berulang dalam basisdata.
3.    Membuat basisdata yang datanya diakses dan dimanipulasi secara cepat dan efisien tanpa melupakan integrasi data.
4.    Mengatur data sedemikian rupa sehingga ketika memodifikasi data, anda hanya mengubah pada suatu tempat.


C.  Aturan Normalisasi
Berikut adalah aturan-aturan normalisasi :
1.    Hilangkan kelompok berulang, buat tabel terpisah untuk setiap himpunan atribut yang berhubungan dan tentukan kunci utama pada masing-masing tabel.
2.    Hilangkan data berulang, jika sebuah atribut hanya tergantung pada sebagian kunci utama gabungan, pindahkan atribut ke tabel lain.
3.    Hilangkan kolom yang tidak tergantung pada kunci, jika atribut tidak tergantung pada kunci, pindahkan atribut ke tabel lain.
4.    Pisahkan relasi majemuk, tidak ada tabel yang bias mengandung dua atau lebi relasi 1:n atau n:m yang tidak berhubungan langsung.
5.    Pisahkan relasi majemuk yang berhubungan secara semantik, ada batasan pada informasi yang memperbolehkan pemisahan relasi many-to-many yang berhubungan secara logis.
6.    Bentuk normal optimal, sebuah model hanya dibatasi oleh fakta sederhana.
7.    Bentuk normal domain-key, sebuah model harus terbebas dari semua anomali.

D.  Tahapan - tahapan Normalisasi
Bentuk Tidak Normal
â   Menghilangkan perulangan group
Bentuk Normal Pertama (1NF)
â   Menghilangkan ketergantungan sebagian
Bentuk Normal Kedua (2NF)
â   Menghilangkan ketergantungan transitif
Bentuk Normal Ketiga (3NF)
â   Menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional
Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)
â   Menghilangkan ketergantungan multivalue
Bentuk Normal Keempat (4NF)
â   Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa
Bentuk Normal Kelima

E.  Jenis - jenis Normalisasi
1.    Bentuk Normal Tahap Pertama (1st Normal Form / 1NF)
Bentuk normal tahap pertama memiliki aturan sebagai berikut :
a.    Tidak adanya atribut multi value, atribut komposit atau kombinasinya.
b.    Mendefinisikan atribut kunci.
c.    Setiap atribut dalam tabel tersebut harus bernilai atomic (tidak dapat dibagi-bagi lagi).


Contoh :
§  Tabel Mahasiswa
NPM
NAMA
12020001
Heri Susanto
12020013
Siti Zulaiha
12020015
Dini Susanti

§  Tabel Hobi
NPM
NAMA
12020001
Sepak Bola
12020001
Membaca Komik
12020001
Berenang
12020013
Memasak
12020013
Berkebun
12020013
Menjahit
12020013
Membuat Roti

2.    Bentuk Normal Tahap Kedua (2nd Normal Form / 2NF)
Bentuk normal tahap pertama memiliki aturan sebagai berikut :
a.    Sudah memenuhi dalam bentuk normal kesatu (1NF).
b.    Semua atribut bukan kunci hanya boleh tergantung (functional dependency) pada atribut kunci.
c.    Jika ada ketergantungan parsial maka atribut tersebut harus dipisah pada tabel yang lain.
d.   Perlu ada tabel penghubung ataupun kehadiran foreign key bagi atribut-atribut yang telah dipisah tadi.
Contoh :
Tabel berikut memenuhi 1NF tapi tidak termasuk 2NF:
npm_mhs
nama_mhs
alamat_mhs
kode_mk
nama_mk
sks_mk
nilai
§  Tidak memenuhi 2NF, karena {Mhs_nrp, mk_kode} yang dianggap sebagai primary key sedangkan:
          {npm_mhs, kode_mk}    à    nama_mhs
          {npm_mhs, kode_mk}    à    alamat_mhs
          {npm_mhs, kode_mk}    à    nama_mk
          {npm_mhs, kode_mk}    à    sks_mk
          { npm_mhs, kode_mk}   à    nilai
§  Tabel di atas perlu didekomposisi menjadi beberapa tabel yang memenuhi syarat 2NF
§  Functional dependencynya sbb:
{npm_mhs, kode_mk}  à     nilai                                          (fd1)
npm_mhs                      à    {nama_mhs, alamat_mhs}      (fd2)
kode_mk                         à    {nama_mk, sks_mk}              (fd3)

fd1         (npm_mhs, kode_mk, nilai)                à Tabel Nilai
fd2         (npm_mhs, nama_mhs, alamat_mhs)  à Tabel Mahasiswa
fd3         (kode_mk, nama_mk, sks_mk)           à Tabel MataKuliah
3.    Bentuk Normal Tahap Ketiga (3rd Normal Form / 3NF)
Bentuk normal tahap pertama memiliki aturan sebagai berikut :
a.    Sudah berada dalam bentuk normal kedua (2NF).
b.    Tidak ada ketergantungan transitif  (dimana atribut bukan kunci tergantung pada atribut bukan kunci lainnya).
Contoh :
Tabel berikut memenuhi 2NF, tapi tidak memenuhi 3NF:
Tabel Mahasiswa
npm
nama
alamat_jalan
alamat_kota
alamat_propinsi
alamat_kodePos
§  karena masih terdapat atribut non primary key (yakni alamat_kota dan alamat_propinsi) yang memiliki ketergantungan terhadap atribut non primary key yang lain (yakni alamat_kodePos) :
alamat_kodePos à {alamat_propinsi, alamat_kota}
§  Sehingga tabel tersebut perlu didekomposisi menjadi:
Mahasiswa (nom, nama, alamat_jalan, alamat_kodePos)
Kodepos (alamat_kodePos, alamat_propinsi, alamat_kota)
4.    Boyce-Code Normal Form (BCNF)
a.    Bentuk BCNF terpenuhi dalam sebuah tabel, jika untuk setiap functional dependency terhadap setiap atribut atau gabungan atribut dalam bentuk:    XàY maka X adalah super key.
b.    tabel tersebut harus di-dekomposisi berdasarkan functional dependency yang ada, sehingga X menjadi super key dari tabel-tabel hasil dekomposisi
c.    Setiap tabel dalam BCNF merupakan 3NF. Akan tetapi setiap 3NF belum tentu termasuk BCNF . Perbedaannya, untuk functional dependency XàA, BCNF tidak membolehkan A sebagai bagian dari primary key.
5.    Bentuk Normal Tahap Keempat (4th Normal Form / 4NF)
a.    Bentuk normal 4NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk BCNF, dan tabel tersebut tidak boleh memiliki lebih dari sebuah multivalued attribute.
b.    Untuk setiap multivalued dependencies (MVD) juga harus merupakan functional dependencies.
Contoh :
§  Tabel berikut tidak memenuhi 4NF :
Employee
Project
Skill
Jim
11
Program
John
5
Design
Marry
NULL
Analysis

§  Setiap employee dapat bekerja di lebih dari project dan dapat memiliki lebih dari satu skill. Untuk kasus seperti ini tabel tersebut harus di-dekomposisi menjadi:
(Employee, Project)
(Employee, Skill)
6.    Bentuk Normal Tahap Kelima (5th Normal Form / 5NF)
a.    Bentuk normal 5NF terpenuhi jika tidak dapat memiliki sebuah lossless decomposition menjadi tabel-tabel yg lebih kecil.
b.    Jika 4 bentuk normal sebelumnya dibentuk berdasarkan functional dependency. 5NF dibentuk berdasarkan konsep join dependence, yakni apabila sebuah tabel telah didekomposisi menjadi tabel-tabel lebih kecil, harus bisa digabungkan lagi (join) untuk membentuk tabel semula.

No comments: